Wednesday, 30 July 2014

Apakah kita bisa melakukan perobahan ?
www.konsultasidanterapi.com


Ibarat sebuah ungkapan, kata perobahan menjadi tak asing lagi bagi kita. Hampir setiap hari, mungkin,bahkan setiap waktu ada saja yang mengucapkan kata perobahan.Akan tetapi yang kerap terdengar perobahan itu saat saat orang melakukan kampanye apakah sebagai calon legislatif, calon Bupati, Gubernur bahkan Calon Presiden. Atau ketika kita mendengar seorang motivator.
Tentunya perobahan itu ditujukan kepada sebuah perobahan dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik, stagnan menjadi lancar, miskin menjadi tidak miskin setidaknya mencukupi kebutuhannya, dari gak pintar menjadi pandai, dari sikap rendah diri menjadi percaya diri, dan lain sebagainya. Seorang guru BP pun biasanya acapkali menyampaikan kata perobahan kepada siswa atau wali yang mengalami permasalahan.
Pertanyaannya adalah kapan perobahan itu harus terjadi. Yang lebih keren. kapan sih kita mulai melakukan perobahan.
Ada penulis yang menjudulkan buku best sellernya dengan kata saatnya untuk berubah.
Pada nyatanya sih, orang belum mau melakukan perobahan apabila tidak ada dorongan dari dalam dirinya. Dia akan bersikap, bertingkah laku seperti biasa. Malah ada semacam keengganan untuk melakukan kerja yang satu ini : perobahan. Ada juga yang sudah memulai, namun masih gagal. Ditengah perjalanan dia kembali ke awal sebelum melakukan perobahan.
Kalau menunggu sang diri kapan akan berobah? pastinya akan lama. Tetapi bila terpaksa karena mendapat tekanan atau rintangan yang mengancam jiwa atau keselamatan atau kenyamanannya, orang pasti segera melakukan perobahan. Hasilnya? tergantung seberapa jelas dia melakukannya, itulah yang akan berpihak kepada dirinya.
Malah terkadang perobahan itu harus diwujudkan melalui sebuah kekuatan demo sebagaimana pernah terjadi di negeri ini pada 1998 yang lalu. Atau di Mesir beberapa waktu yang lalu. Kita masih teringat bagaimana sebuah Pemerintahan  yang sah harus berakhir kepemimpinannya hanya karena dorongan perobahan massa yang begitu besar. Namun apalah hasilnya perobahan yang dipaksakan? Kita melihat disana sini berbagai kesemerawutan. Pelanggaran lampu lalu lintas sudah menjadi trend. Mempermainkan hukum untuk menguasai tanah yang bukan miliknya. Korupsi masih menghantui kesejahteraan.
Alangkah bijaksananya jika perobahan itu dilakukan dari, oleh, dan untuk diri sendiri. Kenapa? karena dari perobahan yang dilakukan terhadap diri sendiri, akan tercermin dalam pergaulan antar sesama. Kalau yang terlibat dalam pergaulan tadi orang yang juga melakukan probahan, tentu menjadi sebuah even baru dalam kehidupan bermasyarakat.  Karena perobahan yaang dimaksudkan disini adalah perobahan yang dari kurang baik menjadi baik dalam segala hal.
Kalau keadaan dan kondisi ini yang terjadi, masyarakat madani yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini akan segera terwujud.
Tetapi satu haal yang mesti kita punyai untuk melakukan perobahan adalah : ada keinginan yang sangat kuat, kemudian diiringi dengan keyakinan dan didukung dengan adanya suatu pengharapan. Tanpa modal yang 3 ini, rasanya perobahan itu hanya ada dikata kata.
Dan ingat bahwa Tuhan telah berjanji, tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri mau mengubah nasibnya. Kalau begitu, tuggu apa lagi?